Berdedikasi menjadi seorang guru adalah salah satu profesi yang mulia di dunia ini. Guru tak hanya sekadar menuntun jemari tangan murid di atas lembaran kertas kosong. Saat ia mengajar, ia juga ikut belajar memahami pribadi tiap murid-muridnya. Masing-masing mereka unik dan istimewa.
“Memahami setiap murid bagaikan membaca buku cerita.
Jangan hanya melihat sampulnya, pahami selembar demi selembar
untuk mengetahui cerita menariknya.”
Film DAAI Drama yang berjudul “Untukmu Bintang” ditayangkan pada bulan Oktober 2011 yang merupakan film kisah nyata perjalanan hidup dari salah satu insan Tzu Chi yang bernama Zeng Yu Zhen. Beliau adalah seorang guru bahasa Inggris yang mengajar dengan kasih dan bijaksana. Selain itu, beliau juga tekun memahami sifat setiap muridnya dan sangat antusias mengubah setiap muridnya menjadi seorang bintang versi terbaik dari diri mereka.
“Tak harus selalu menjadi yang tersempurna demi
pandangan orang lain karena itu hanya akan membuatmu
lelah dan lupa menjadi diri sendiri.”
Kisah Murid Cerdas Bernama Chen Yan Wei
Chen Yan Wei (CYW) terkenal sebagai murid teladan yang berprestasi. Dia dipercaya menjadi ketua kelas. Suatu hari, Guru Zhu yang mengajar bahasa Mandarin meminta agar setiap murid mengoreksi sebanyak lima kali kesalahan ujiannya. Menurut CYW, ia hanya perlu mengoreksi sekali untuk mengetahui kesalahannya. Guru Zhu dengan tegas menetapkan pengoreksian harus dilakukan lima kali.
Hal ini membuat CYW menunjukkan sisi lain yang berbeda dari dirinya. Kali ini CYW melampiaskan kekesalannya dengan mencoret lembar belakang kertas ujian dengan tulisan besar. Guru Zhu terkejut dan akhirnya beliau pun memberitahu keadaan ini kepada Guru Zeng selaku wali kelas CYW.
“Tidak ada murid yang tidak bisa diajari, yang ada hanya
guru yang tidak mau memahami murid-muridnya.”
Kebijaksanaan Guru Zeng
Setelah menelepon mama CYW, Guru Zeng tidak memarahi CYW dan mengajak CYW singgah ke rumah. Dalam perjalanan menuju ke rumah, CYW tampak panik dan takut dimarahi oleh orang tuanya. Guru Zeng cukup menyadari kegelisahan CYW dan membiarkan CYW berlarut dalam gejolak rasa tak nyaman ini.
Sesampainya di rumah CYW, Guru Zeng hanya berkeliling mengamati lingkungan belajar. Beliau juga bertanya tentang pola didikan orang tua terhadap CYW selama ini. Mama CYW kemudian bertanya keadaan dan prestasi CYW di sekolah. Di situlah CYW terlihat semakin gelisah karena takut Guru Zeng melaporkan kesalahannya.
Namun, di luar dugaan, Guru Zeng mengatakan kepada Mama CYW bahwa prestasi belajar CYW cukup baik. Dia juga merupakan murid sopan dan menjadi teladan murid-murid yang lain. Selain itu, Guru Zeng juga memberi saran agar jangan membiarkan CYW hidup terlalu baik dengan mengatur segala persiapannya. CYW harus sanggup juga bertumbuh atas kesalahannya sendiri. Tidak selamanya orang tua harus terjun sepenuhnya ke masalah anak.
Cara Didik Guru Zeng yang Luar Biasa
Dalam perjalanan pulang, CYW heran kenapa Guru Zeng tidak mengatakan kesalahannya di hadapan orangtuanya. Guru Zeng menjawab dengan bijak bahwa beliau berkunjung bukan untuk melaporkan kesalahan CYW. Sebaliknya, beliau hanya ingjn mengetahui lingkungan dan pola didikan orangtua CYW.
Dan sesungguhnya kegelisahan CYW sepanjang perjalanan tadi sudah merupakan “hukuman” sepadan. “Hukuman” ini jauh lebih baik daripada memarahi, memukul, atau memberi peringatan kepada CYW. Guru Zeng memberikan kesempatan bagi CYW untuk belajar dan bertumbuh dari kesalahan.
CYW terharu atas perkataan Guru Zeng dan menyesali perbuatannya. Setelah sampai di sekolah, CYW pun segera meminta maaf kepada Guru Zhu dan berjanji akan mengikuti prosedur mengajar yang telah ditetapkan.
“Berbuat kesalahan juga merupakan kesempatan untuk bertumbuh.”
Melisa Wijaya
Rekomendasi link lainnya :
Guru Zeng VS 1 kelas murid nakal
Menemukan Pencuri Kecil