Lupa Arti Kebahagiaan

153 0

Cerita Hati

“Kau lupa apa arti kebahagian, karena rasa sakit itu
telah merenggut caramu untuk bahagia.”

Menerima kehilangan adalah bagian tersulit dalam kehidupan manusia. Saat mengalami kehilangan, hatimu seperti berada di batas akhir sebuah harapan. Tak punya keberanian menatap hari esok. Tanpa tuntunan yang mengantar langkah kakimu menuju masa depan.

Hari-harimu tanpa semarak warna-warni pelangi. Hanya hitam yang bertemu putih. Lembar kehidupanmu tak lagi ditulis dalam sebuah rangkaian cerita bahagia. Tawamu tak sehangat dulu lagi. Kau menyerah pada waktu, padahal kaulah yang memberi cerita, di setiap lembaran waktu itu.

Saat itu, jiwamu menangis pilu dalam rintih karena kehilangan seseorang yang kau kasihi. Seseorang yang telah menyentuh inti hatimu. Ia pergi dari jangkauan raga. Bahkan radar hatimu tak bisa lagi menangkapnya. Kau hanya bisa bertemu dengannya dalam bayangan memori. Mungkin inilah luka hati terdalammu. Sampai-sampai seakan langkah kakimu terhenti dari segala asa. Seperti rajawali yang terus terbang dengan sayap yang terluka, sampai tiba waktunya dia kalah pada luka itu, dan berhenti terbang.

Kau lupa apa arti kebahagian, karena rasa sakit itu telah merenggut caramu untuk bahagia. Sampai kau lupa bahwa bahagia itu sangat sederhana. Hanya dengan cara mencintai dirimu apa adanya dan kembali melangkah menghampiri masa yang lebih baik.


Belajar Bangkit Dari Masa Lalu

“Merelakan seseorang pergi sama artinya
dengan memberi waktu pada hatimu
untuk bertemu dengan kebahagiaan yang lain”

Tidak ada yang abadi di dunia ini. Termasuk luka hatimu karena kehilangan, itu tidak boleh selamanya menempati ruang hatimu. Kau harus belajar bangkit dari rasa kehilangan. Dan biarkan hatimu kembali menuntun langkahmu. Belajarlah merelakan. Merelakan seseorang pergi sama artinya dengan memberi waktu pada hatimu untuk bertemu dengan kebahagiaan yang lain. Terkadang kau perlu melepaskan apa yang ada di genggaman, untuk mendapatkan apa yang kau bisa rengkuh nantinya.

Kau layak untuk bahagia. Hatimu sudah haus menyenandungkan lagu bahagia. Temukan bahagiamu di kisah lain dalam hidupmu. Bangkitlah kembali membangun hidupmu. Walau harus terseok-seok, tapi satu hal yang harus kau kunci dalam hatimu, jangan kau menyerah.

Jangan membenci masa lalumu. Belajarlah berdampingan dengannya. Bawa seperlunya dari masa lalumu, berupa pembelajaran yang baik. Berusaha menerima luka, serta mau berjuang untuk sembuh. Rajutlah mimpi indah yang masih ada untukmu. Mulailah mengampuni dirimu dan menerima dirimu dengan utuh. Ini tidak mudah, namun bukan berarti kau tidak bisa.


Hati Sang peneduh

Yang kau butuhkan adalah sebongkah kasih sejati. Kasih yang membalut semua luka dan menghapus semua ketakutan. Kasih yang tulus dan penuh keteduhan. Kasih yang hanya kau dapati dalam pelukan Sang Peneduh. Dia yang selalu ada di setiap musim hidupmu. Sapalah Dia dalam waktu teduhmu. Untuk sejenak jangan pusingkan sekitarmu. Hatimu membutuhkan waktu teduh  bersama-Nya.

Saat berada dekat-Nya, rasakan hembusan harapan pada jiwamu. Nikmati kehadiran-Nya. Seperti dirimu berjalan di tepi pantai. Merasakan telapak kakimu menyentuh butiran pasir. Angin berbisik lembut menyibak helaian rambutmu. Dirimu hanyut dalam melodi ombak. Ditemani hangatnya sinar mentari membelai kulitmu. Katakanlah pada jiwamu “Teduhlah hatiku.”

Ingatlah bahwa Sang Peneduh melukis wajahmu di hati-Nya. Mengukir namamu di telapak tangan-Nya. Hati Sang Peneduh yang berbelas kasih itu akan menyembuhkan setiap lukamu. Bahagialah di dalam keteduhan hati-Nya.

Gladys

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.