“Ruang yang hanya dapat ditutup dan dibuka oleh kita sendiri.”
Setiap kita memiliki ruang rasa. Ruang yang hanya dapat ditutup dan dibuka oleh kita sendiri. Ketukan hebat sekalipun tidak bisa membuka ruang itu. Namun, bisa saja hanya dengan sebuah ketukan lembut bisa membukanya. Jadi bukan karena hebat atau lembutnya sebuah ketukan, tapi apakah kita mengizinkan rasa itu menyelinap masuk, menguasai, melekat hebat, sampai akhirnya memikat kita.
Ruang rasa yang kita panggil sebagai hati itu, kerap kali bagaikan rumah tak berpenghuni. Kosong, sepi, dan tanpa pencahayaan. Di sana ada rongga-rongga yang terbuka lebar tanpa kita mengerti bagaimana mengisinya hingga menjadi utuh. Di ruang itupun sering kali kita menjumpai suasana senyap, jauh dari gempita, serta tak ada binar harapan akan hari esok.
Goresan-Goresan Ruang Rasa
“Ternyata ada banyak hal yang telah menggores ruang rasa itu,
sampai akhirnya kita memutuskan untuk menutupnya rapat-rapat.”
Mari sejenak kita menelisik ke waktu-waktu yang terlewat di belakang. Ternyata ada banyak hal yang telah menggores ruang rasa itu, sampai akhirnya kita memutuskan untuk menutupnya rapat-rapat. Kosong, sepi, dan tanpa binar cahaya. Goresan itu bisa saja adalah lelah kita saat menghadapi realita hidup yang tak bersahabat dengan maunya kita. Bisa pula sakit perih yang datang tanpa kita sempat untuk menolaknya. Atau goresan sebuah rasa kecewa yang tak berujung. Jangan biarkan ruang rasa kita terlalu lama tergores dan tak berpenghuni.
Kita adalah penjaga dari ruang rasa itu. Kita yang menentukan apakah rona suram atau rona bahagia yang akan menghiasi hati kita. Dan kebahagiaan itu akan datang ketika kita mau Sang Peneduh Hati memoles goresan-goresan yang ada di ruang hati kita. Karena sejatinya Sang Peneduh Hati itulah yang menciptakan ruang rasa dalam hidup kita. Dia yang paling paham untuk apa ruang rasa itu diciptakan dan bagaimana agar ruang rasa itu bisa menampung kebahagiaan yang kita rindukan.
Ketukan Lembut Penyembuh Goresan
Datang kepada Sang Peneduh Hati adalah pilihan yang tak terelakan bagi kita manusia. Sering kali kita tidak menyadari Dia sudah mengetuk lama pintu ruang rasa kita dan hendak menyembuhkan goresan-goresan luka itu.
Dia dengan sabar menanti untuk kita membuka hati kita. Dia bergegas masuk ke dalam dan menyembuhkan semua luka yang kita alami. Kala Sang Peneduh Hati sudah menempati ruang rasa itu, kita akan mendapat harapan baru yang terbit bak fajar yang menjemput semua impian kita.
Melekat untuk Berteduh
“Karena sesungguhnya yang menjadi pengisi hati
adalah juga yang menjadi pengisi hari.”
Biarkan Sang Peneduh Hati masuk dan menjadi pemilik hati kita, izinkan keteduhan-Nya menaungi ruang rasa yang kita miliki. Semakin melekat semakin terpikat, demikianlah kita dengan-Nya. Di sanalah kita akan menemukan bahwa kita akan jatuh hati pada-Nya.
Kita akan menemukan cinta di tempat yang tidak biasa, ya, di ruang rasa itu. Kita akan menemukan cinta sejati karena di sanalah Sang Peneduh Hati berada, yaitu di hati kita. Sekali saja kita membuka hati untuk-Nya maka kita akan mendapati sesuatu yang berbeda. Kedamaian, ketenangan, keutuhan akan memenuhi ruang rasa kita, sampai akhirnya bahagia yang kita cari selama ini boleh menghangatkan hati kita.
Kini bukalah hatimu dan izinkan Sang Peneduh Hati untuk masuk. Dalam keadaan apapun, hatimu akan berdebar karena kehadiran-Nya. Harimu akan menjadi teduh bersama-Nya. Karena sesungguhnya yang menjadi pengisi hati adalah juga yang menjadi pengisi hari.
Tulisannya sangat kerennn….mantabs