Ruang Rindu
“Debu kisah silam bertebaran di lantai jiwa tanpa pernah dibersihkan.
Sawang kebencian melekat pada langit-langit ingatan. Ya, itulah ruang hampa hatimu.”
Suatu ketika kau terperangkap dalam sebuah ruang. Ruang tak berpenghuni. Ruang yang rawan oleh luapan sungai air mata hingga menyisakan lumpur-lumpur kepedihan dan kekecewaan. Debu kisah silam bertebaran di lantai jiwa tanpa pernah dibersihkan. Sawang kebencian melekat pada langit-langit ingatan. Ya, itulah ruang hampa hatimu.
Gelap dan senyap kau berdiam di sana. Jendela harapan tertutup rapat, pintu jalan ke luar tak nampak. Pelik hidup yang kau jalani tak pernah bisa kau pahami mengapa semua ini terjadi. Pasal demi pasal hidupmu hanyalah lembar-lembar cerita yang tersusun dalam buku harian. Hatimu gersang di tengah kesuburan, dahaga dalam ruah guyuran hujan, sunyi dalam ingar bingar, hingga sendiri di tengah kerumunan kawan.
Ketukan Cinta
“Jiwa meratap mentari masa depan yang berselimut kabut.
Kau merindukan sebuah cinta yang melegakan.”
Kau tersungkur di belakang pintu ruang hampa hatimu lengang tanpa ucap. Jiwa meratap mentari masa depan yang berselimut kabut. Kau tak tahu arah dan haluan hidup yang akan kau tambatkan. Kau merindukan sebuah cinta yang melegakan.
Dalam sepimu, samar-samar kau dengar jejak-jejak langkah datang mendekat, suara mengalun lirih “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok, jikalau ada orang yang membuka pintu, Aku akan masuk mendapatkannya, sebab Aku mengasihinya”. Kau tertegun, suara itu bagaikan sumber mata air yang memancar memberi kesejukkan.
Jawaban Kerinduan
Kau bergegas berdiri, perlahan kau buka pintu ruang hampa hatimu yang lama merindu. Sungguh, saat kau buka, sinar berkilauan menyorot menembus ruang hatimu. Seketika itu, ruang yang gelap, kotor, dan senyap menjadi bersih berkilau. Debu kisah silam dan sawang kebencian lenyap. Kedamaian memenuhi seluruh ruang hatimu. Kau seperti menempati rumah yang baru.
Hidup dalam Cinta
“Daun-daun kering yang berguguran dari pohon hidupmu tak terbuang sia-sia.
Daun-daun kering itu sejatinya telah membusuk,
namun telah menjadi sesuatu yang indah sebab setangkai bunga tumbuh di atasnya.”
Sejak saat itu, kau meminta-Nya untuk tetap tinggal dalam ruang hatimu. Kau ingin di mana Dia berada, di situ pun kau berada. Daun-daun kering yang berguguran dari pohon hidupmu tak terbuang sia-sia. Daun-daun kering itu sejatinya telah membusuk, namun telah menjadi sesuatu yang indah sebab setangkai bunga tumbuh di atasnya. Dia Yang Maha Kasih menjadikan segala sesuatu baru, sungai air matamu telah menjadi sungai sukacita yang akan terus mengalir.
Detik itu, kau telah menemukan hidupmu seutuhnya. Hidup yang berharga dengan mengarahkan pandanganmu kepada-Nya. Kau memberi seluruh hidupmu menjadi hamba-Nya karena ke sanalah kelak kau labuhkan hidupmu. Tinggal tenteram, teduh, dan nyaman dalam keabadian.
Radian Kristiani