Siapakah Aku?

124 0

Hidup tidak melulu tentang dirimu, tidak pula tentang luka yang kau simpan. Apalagi tentang semua kenangan yang kau simpan bertahun-tahun. Ada banyak hal yang terjadi di kehidupan ini. Banyak kejadian yang tidak bisa kita kendalikan.

Melalui kejadian-kejadian itu, terkadang kau tidak menyadari pilihanmu bukan hanya menyakiti orang lain, tapi juga menyakiti dirimu sendiri. Sebenarnya kau punya kendali atas pilihan-pilihanmu. Memilih untuk bahagia atau terus menerus dalam kepahitan? Semua itu kau yang memilih.

Kau pernah mencoba melepaskan hal yang sangat kau inginkan dalam hidupmu. Kau juga sudah memaafkan orang yang melukaimu.

Mencari Tahu Keinginan Diri

Sekarang kau mencoba memberi ruang untuk dirimu sendiri. Mencoba mencari tahu apa yang kau inginkan dalam hidupmu lagi. Tapi, apa yang terjadi? Kau hampa, dan bingung. Bahkan, kau sendiri tidak tahu tujuanmu setelah merelakan semuanya.

Kehidupan memang kadang lucu. Bertahun-tahun menyimpan luka, kemudian mencoba melepaskan ternyata hanya sebatas itu. Lalu, setelah ini apa?

Kau mungkin pernah bertanya pada dirimu sendiri, apa yang sedang kau lakukan? Mengapa melakukan itu? Kau begitu-begitu saja. Hidup terasa membosankan.

Ya, pernyataan itu terlihat seperti orang kehilangan harapan. Apakah kau adalah salah satunya?

Nikmati hidup tanpa perlu banyak bertanya.
Jalani dan nikmati saja. Kelak ada pelajaran lain setelah ini.

Sebuah Alasan yang Tak Perlu Kau Tahu

Tidak bisa dipungkiri terkadang kau menilai orang lain hanya karena apa yang terjadi padanya. Tanpa kau tahu ada alasan apa di baliknya.

Begitu pula dengan hidupmu. Pilihanmu mungkin tidak masuk akal bagi orang lain, bahkan dianggap aneh. Tapi itulah dirimu, alasanmu, dan segala tentang dirimu.

Namun, pernahkah kau merenungi alasan yang kau pilih? Apakah itu sudah tepat? Keraguan akan alasan dan keputusan kemudian membayangimu. Kau menjadi kian gamang.

 

Keajaiban Hadir saat Kau Mau Berbagi

Kau selama ini terlalu fokus terhadap masalahmu. Tanpa sadar, kau sibuk dengan dirimu sendiri. Kau lupa melihat sekeliling, mengecek sejauh mana kau tenggelam di duniamu.

Ternyata, kala kau mengizinkan orang lain duduk dan bercerita kepadamu, banyak hal yang terlewatkan. Kau mulai luangkan waktumu untuk duduk bercerita kepada orang sekelilingmu. Kau beri telinga kepada siapa saja yang bergumam pelan di sekitarmu.

Mulai saat ini, pelan-pelan, kau bisa menjadi pendengar bagi siapa saja yang bersedia duduk di depanmu. Mungkin di luar sana banyak orang sedang membutuhkan seseorang untuk mendengarkan cerita mereka. Kini kau pun sadar, kau tidak bersedih atau menderita sendirian. Bisa jadi kau jauh lebih berbahagia daripada orang lain.

“Begitu banyak cerita kehidupan di luar sana yang
belum kau ketahui. Mungkin kau lebih beruntung dari mereka”.

 

Bulan Natalinda

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.