Trauma Psikologis: Definisi, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Trauma psikologis adalah respon individu terhadap suatu peristiwa buruk yang belum sempat diproses. Kita tentu sudah sering mendengar istilah ini, tetapi mungkin tidak sampai betul-betul memahaminya. Bahkan, mungkin sebagian dari kita pun tidak sadar memiliki trauma.
Saat mengalami trauma, kita bisa merasa tersiksa akan ingatan, emosi, ataupun kecemasan yang berkaitan dengan peristiwa traumatis. Kondisi tersebut kemudian membuat kita kewalahan dan tidak jarang akan berdampak ke kehidupan sehari-hari.
Lantas, bagaimana caranya agar kita bisa pulih dari trauma? Teman Berteduh telah menyusun ulasan lengkap mengenai trauma psikologis sebagai berikut:
Definisi trauma psikologis
Menurut dr. Stephen Iskandar, Sp.KJ., trauma psikologis adalah respons fisik dan emosional seseorang terhadap peristiwa (buruk) yang mana dia mengalami kesulitan dalam memprosesnya. Saat mengalami trauma, orang tersebut akan menunjukkan respon trauma seperti fight, flight, freeze, dan fawn.
- Fight: melawan, misalnya agresif
- Flight: menjauh, misalnya menjauhi konflik
- Freeze: membeku, misalnya diam terpaku
- Frawn: cari aman, misalnya mengalah
Dalam ilmu psikologi populer, ada dua tipe trauma yang biasa kita jumpai, yaitu big “T” dan small “t”.

- Big “T”: Trauma yang disebabkan oleh peristiwa ekstrim. Misalnya bencana alam, kecelakaan, pelecehan, hingga kekerasan.
- Small “t”: Trauma yang berasal dari pengalaman yang tidak mengancam nyawa, tetapi berdampak traumatis. Misalnya, perundungan, pengabaian, keluarga tidak harmonis, dan lain-lain.
Trauma dapat terjadi akut, kronis (berlangsung terus), hingga kompleks (banyak trauma). Baik itu individu tersebut mengalami sendiri, terdampak, ataupun menyaksikan.
Gejala dan respon trauma
Sementara, gejala dari trauma juga berbeda-beda pada setiap orang. Tanda-tandanya bisa kita lihat secara emosional maupun fisik.
Gejala emosional:
- Cemas, panik
- Takut berlebihan
- Flash back kejadian traumatis
- Mati rasa secara emosional
Gejala fisik:
- Kelelahan berkepanjangan
- Sakit kepala
- Insomnia
- Mengalami gangguan pencernaan
Sementara, respon seseorang terhadap trauma pun bervariasi. Misalnya:
- Hyperarousal: Selalu waspada sehingga mudah ter-trigger, mengalami gangguan tidur dan konsentrasi, serta agresif.
- Intrusif: Terus teringat peristiwa tersebut, mengalami mimpi buruk.
- Avoidance: Cenderung menghindari segala sesuatu yang berkaitan dengan trauma.
Selain itu, ada beberapa gangguan mental yang berkaitan dengan trauma (diagnosis):
- PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder)
- Reaksi Stress Akut
- Gangguan penyesuaian
Cara mengatasi trauma
Jika ada keluhan fisik (sulit tidur, jantung berdebar, sesak napas, kelelahan berlebihan), pertimbangkan untuk melakukan pengobatan.
Selain itu, konsultasikan dengan profesional yang mempunyai keahlian dalam pengelolaan trauma. Beberapa metode yang digunakan misalnya EMDR, CBT, hypnotherapy, psikodinamik psikoterapi, dan lain-lain.
Namun, perlu kita pahami juga bahwa tidak semua peristiwa traumatis berakhir trauma. Hal itu sangat dipengaruhi beratnya peristiwa, resiliensi, dan support yang ada.
Apakah kita bisa pulih dari trauma?
Trauma psikologis adalah kondisi serius yang bisa memengaruhi seluruh aspek kehidupan seseorang. Trauma memang nyata, tetapi bukan berarti harus hidup di dalamnya selamanya. Dengan memahami bagaimana mengelola dan mengatasi trauma yang tepat, kita punya kesempatan untuk pulih.
Konseling merupakan salah satu cara yang bisa kita ambil sebagai langkah dalam pemulihan trauma. Melalui konseling, kita akan diajak untuk menggali peristiwa dan luka yang pernah ada. Konseling juga mendorong kita untuk meresponi trauma dengan cara berbeda sehingga kita pun dapat menjalani keseharian dengan lebih sehat.
Teman Berteduh menyediakan layanan konseling bersama Professional Listener yang telah tersertifikasi dari program The Art of Listening dari Teman Berteduh Academy dan memenuhi standar untuk melakukan pendampingan. Selain itu, kita dapat pula mengambil sesi Restful Emotion Therapy bersama Vonny Evelyn Jingga.
Yuk, mulai langkah kecil menuju pemulihan dengan mengambil sesi konseling di Teman Berteduh!